Home About Indonesia | About India | About Embassy | Other Link  
Content
Current News
Political
Economic/Trade
Culture
Tourism
Education
Defence
Visa and Consular
Communication
Community
Message Board
Other
About Indonesia
About India
About Embassy
Other Links

 

 ::Current News::
11 November 2003 3:42:27 AM
Tiga KRI Angkut Nelayan Aceh dari India

Banda Aceh, Minggu
Tiga kapal perang TNI AL yakni KRI Imam Bonjol, KRI Pati Unus dan KRI Cut Nyak Dhien, telah mengangkut 14 orang nelayan tradisional asal Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dari Port Blair, India.

Sekretaris panglima laot/lembaga hukum dan adat laut Propinsi NAD, M Adli Abdullah kepada Antara di Banda Aceh, Minggu (9/11) malam, menjelaskan, ketiga kapal perang TNI AL yang mengangkut 14 nelayan tradisional itu tiba di pangkalan TNI AL (Lanal) Sabang, lebih kurang pukul 17.35 WIB.

Dijelaskannya, ke-14 nelayan tradisional itu dititipkan pihak Kedutaan Besar (Kedubes) RI di New Delhi ke kapal perang TNI AL di bawah pimpinan Laksamana pertama Adi Sambawa yang sedang melakukan kunjungan muhibah di India.

Adli menjelaskan, delapan dari 14 nelayan tradisional yang dipulangkan itu adalah mereka yang telah menyelesaikan hukuman penjara selama 1,5 tahun, karena tuduhan melanggar wilayah perairan teritorial India.

Enam nelayan tradisional asal Kabupaten Aceh Besar itu dikabarkan murni terdampar setelah armada kapal penangkap ikan rusak diterjang badai dan diselamatkan aparat keamanan India, katanya.

Disebutkannya, ke-14 nelayan tradisional asal Serambi Mekah yang dideportasi kembali ke Tanah Air dengan tiga unit kapal perang TNI AL itu antara lain, Phasam bin Sulaiman, Zulman Arsyad bin Arif, Musiadi bin Zainuddin, Hamdani bin Syarifuddin, Syahrial bin Sahidin, Azhari bin Umar Syeh dan Khiron bin Hanafiah.

Adli Abdullah menyatakan penghargaan atas upaya pihak Kedubes RI di New Delhi yang telah berupaya memulangkan ke-14 nelayan tradisional asal propinsi yang sedang didera konflik bersenjata itu. "Atas nama masyarakat pesisir pantai kami menyampaikan terima kasih kepada Kedubes RI di New Delhi dan TNI AL yang telah memulangkan nelayan tradisional, yang kembali bisa berkumpul dengan keluarganya di Aceh," ujarnya.

Tetapi, Adli Abdullah menyesalkan atas sikap Pemerintah daerah (Pemda), terutama Dinas Perikanan dan Kelautan NAD yang tidak menunjukkan kepeduliannya dalam proses pemulangan nelayan dari India. "Lembaga hukum dan adat laut Propinsi NAD telah memberitahukan kepada instansi terkait tentang deportasi ke-14 nelayan dari India, namun hingga mereka tiba di Sabang, tidak ada reaksi apa pun dari Dinas Perikanan dan Kelautan NAD," ujarnya.

Padahal, Dinas Perikanan dan Kelautan NAD juga memiliki tanggung jawab yang besar dalam menanggani proses pemulangan ke-14 nelayan tradisional NAD dari India itu. (KCM)